You are currently viewing Rangkuman Capaian dan Rencana EBT di Indonesia (2024–2025)

Rangkuman Capaian dan Rencana EBT di Indonesia (2024–2025)

Capaian EBT Hingga 2024

  1. Realisasi Bauran EBT
    Pada 2023, bauran energi EBT tercatat sebesar 13,1%, masih di bawah target sebesar 17,9%. Hambatan utama meliputi kendala teknis pada infrastruktur, pendanaan, serta keterlambatan beberapa proyek utama​.
    Capaian Penting:
    • Implementasi program PLTS atap mulai menunjukkan perkembangan, meskipun kontribusinya masih kecil terhadap keseluruhan kapasitas energi.
    • Biodiesel B35 berhasil diterapkan, meningkatkan pemanfaatan sumber daya domestik dan menurunkan ketergantungan pada bahan bakar fosil​
  2. Rencana dan Strategi untuk 2025
    Pemerintah melalui Kementerian ESDM dan RUPTL 2021–2030 merancang langkah-langkah strategis untuk mencapai target bauran energi nasional, yang kini direvisi menjadi 17–19%. Berikut rincian strategi utama:

    Pembangunan Kapasitas Pembangkit EBT:
    – Menargetkan tambahan 10,6 GW kapasitas pembangkit listrik berbasis EBT hingga 2025.
    – Fokus pada proyek besar seperti PLTS skala besar, pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) di Sulawesi Selatan, dan pembangkit berbasis panas bumi di Jawa​

    Pengembangan PLTS Atap:
    – Target kapasitas terpasang 3,6 GW melalui insentif dan perluasan adopsi di sektor rumah tangga, komersial, dan industri
    – Pemerintah mengidentifikasi daerah terpencil untuk program ini, dengan fokus mengurangi konsumsi solar di pembangkit kecil​.
    Pengembangan Biomassa dan Cofiring: Target 10,2 juta ton biomassa untuk digunakan dalam PLTU eksisting, mengurangi ketergantungan pada batu bara​.

    Pemanfaatan Panas Bumi: Mempercepat eksplorasi dan pengembangan di daerah-daerah berpotensi tinggi seperti Sumatera dan Jawa Barat. Target eksplorasi ini mendukung penambahan kapasitas signifikan hingga 2025​

    Biodiesel B35: Penggunaan 13,9 juta kiloliter biodiesel pada tahun 2025 akan menjadi tonggak dalam memanfaatkan potensi minyak sawit domestik​

    Akses Energi di Daerah 3T: RUPTL memprioritaskan pengembangan mini-grid berbasis EBT di daerah terpencil dengan teknologi seperti PLTS hybrid​.

Peran Strategis RUPTL 2021–2030

RUPTL 2021–2030 dikenal sebagai “Green RUPTL” karena memberikan porsi lebih besar pada pengembangan energi baru terbarukan dibandingkan pembangkit fosil. Beberapa fokus utama:

  • Proporsi EBT: Targetkan kontribusi EBT mencapai 52% dari total kapasitas tambahan yang direncanakan hingga 2030.
  • Efisiensi Operasional: Optimalisasi teknologi seperti baterai untuk meningkatkan efisiensi PLTS.
  • Pengurangan Emisi: Penurunan emisi gas rumah kaca dengan beralih ke pembangkit berbasis EBT​

Kesimpulan: Indonesia terus menunjukkan komitmen dalam mempercepat transisi energi meskipun menghadapi berbagai tantangan. RUPTL menjadi panduan strategis untuk memastikan pengembangan infrastruktur, pembiayaan, dan regulasi yang mendukung pencapaian target energi berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan