Iklim merupakan proses perubahan keadaan alam mulai yang disebabkan oleh perubahan temperatur, angin, kelembaban, dan tekanan. Perubahan ini dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Saat ini perubahan iklim sangat tidak menentu akibat dari faktor kegiatan manusia sehingga mempengaruhi komposisi atmosfer dan bumi. Seiring bertambahnya waktu suhu dibumi saat ini mulai meningkat seiring dengan perkembangan industri. Semua berawal pada tahun 1850 dimana suhu bumi mulai meningkat. Rata-rata kenaikan suhu pertahunnya adalah 0,740C pada abad 20. Peningkatan suhu ini dapat dirasakan di darat maupun laut. Peningkatan karbon dioksida merupakan penyebab yang paling dominan dalam perubahan iklim di bumi. Berdasarkan data dari world meteorogical organization (WMO) tahun 2015 jumlah karbon dioksida yang telah naik ke atmosfer 400 PPM (Part-permilion) dan meningkat lagi ditahun 2016 sebesar 403,3 PPM.
Nilai tersebut lebih tinggi dari sepuluh tahun yang lalu yaitu sekitar 278 PPM. Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya aktifitas manusia. Hampir ¾ penyebabnya meningkatnya karbon dioksida berasal dari konsumsi energi fosil. Selain itu efek deforestasi juga ikut andil dalam meningkatnya karbon dioksida. Studi menunjukkan dari tahun 2000 sampai 2015 Indonesia mengalami kehilangan hutan sebesar 55% akibat pembukaan lahan sawit yang ilegal, pertambangan, dan penebangan. Hal ini banyak terjadi di Sumatra dan Kalimantan.
Aktifitas industri yang menggunakan air sebagai proses ikut andil dalam peningkatan gas rumah kaca. Air limbah dari proses industri berbeda dengan limbah dari industri pertanian mauapun pertambangan. Namun secara garis besar air limbah mengandung beberapa senyawa kimi anorganik dan organik. Keberadaan senyawa organik dalam air limbah dapat menghasilkan gas karbon dioksida dan gas metan sehingga ikut andil dalam efek perubahan iklim.
Perubahan iklim yang sangat ekstrim mengakibatkan meningkatnya badai diatmosfir, gelombang pasang, terganggunya siklus hidrologi, dan perubahan ekosistem. Selain itu suhu permukaan laut menjadi hangat dan permukaan laut menjadi naik.
Peningkatan suhu bumi tidak hanya mengancam kondisi bumi saja melainkan flora dan fauna terancam punah, dan mempengaruhi kestabilan pangan. Perubahan iklim mempengaruhi distribusi nyamuk malaria dan penyakit-penyakit menular lainnya serta resiko-resiko penyakit pada saat gelombang panas. Dampak perubahan iklim untuk wilayah regional seperti afrika misalnya, wilayah tersebut akan sangat rentan dengan kelaparan akibat perubahan iklim yang dialami seperti gagal panel atau kekeringan.
Diprediksikan hasil panen akan berkurang 50% pada tahun 2020 jika terus mengalami kehilangan hutannya. Untuk wilayah eropa, gletser mulai mencair yang mengakibatkan eropa bagian utara mengalami musim dingin yang semakin hangat dan eropa selatan mengalami musim panas yang lebih panas dan berkurangnya produksi panen. Sedangkan untuk wilayah Asia sendiri terancam mengalami kekurangan air terutama di lembah-lembah yang dekat sungai besar pada tahun 2050. Pencairan gletser di wilayah Himalaya meningkatkan kejadian banjir dan tanah longsor sehingga mempengaruhi sumber daya air selama dekade kedepan. Untuk negara-negara kepulauan kecil terancam naiknya permukaan air laut dan ketersediaan air bersih.