You are currently viewing Yang Muda Yang Berenergi, Kiprah Perusahaan Rintisan EBT

Yang Muda Yang Berenergi, Kiprah Perusahaan Rintisan EBT

Ada kontribusi sang surya pada setiap obat yang diproduksi sebuah industri farmasi di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Paparan sinar matahari di atap pabrik itu sukses mengalirkan energi listrik hingga 27.000 watt peak (WP), ukuran yang digunakan untuk mengukur tingkat produksi energi tertinggi panel surya. Kini, sebanyak 40% kerja mesin-mesin di sana digerakkan dari energi matahari.

Izza Auliya Amukholidi, 25, pendiri dan pimpinan CV Jember Futura Energi menjadi salah satu pelaksana proyek itu sejak November 2019 hingga Februari 2020. Selama empat bulan, ia bermukim sementara di Bekasi, meninggalkan kota asalnya yang juga lokasi perusahaannya, Jember, Jawa Timur.

Didirikan sejak November 2017 oleh Izza dengan tiga kawan kuliahnya, Abdau Zidni, Febi Romana Devi serta Rahayu Dwi Agustin, Jember Futura Energi berfokus pada pengadaan jasa dan barang terkait energi terbarukan, khususnya reaktor biogas dan panel surya.

“Layanan kami adalah sistem panel surya skala kecil dan besar serta pemasangan reaktor biogas. Konsumen bisnis panel surya kami adalah individu maupun instansi yang ingin menghemat biaya listrik dengan menggunakan sistem panel surya yang ramah lingkungan, sedangkan pembeli reaktor biogas inovasi kami yang disebut Biope adalah peternak sapi, pengrajin tahu, dan pengusaha lain yang proses produksi bisnisnya menghasilakan limbah organik,” ujar Izza yang bersama perusahaannya meraih gelar Champion of Top Ten Innovator: Energy and Mobility dari Royal Dutch Shell pada November 2019, kepada TopBusiness, Senin (31/8/2020).

Meraih penghargaan internasional berbarengan dengan memulai pekerjaan proyek panel surya di Bekasi yang bisa menghemat sedikitnya biaya listrik pabrik hingga Rp150 juta, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementrian ESDM) memajang kinerja Jember Futura Energi sebagai start up atau perusahaan rintisan energi baru terbarukan (EBT) dalam akun Instagram-nya.

“EBT adalah energi bersih yang lebih baik bagi lingkungan karena memiliki emisi yang jauh lebih ramah.Salah satu contoh sumber EBT yang potensial untuk dikembangkan adalah bisnis di energi surya. Angka potensinya yang terbilang besar, sekitar 400 giga watt, karena di Indonesia pemanfaatan EBT baru sebesar 2,5%. Masih banyak angka yang bisa kita manfaatkan, terlebih jika kita ingin mengarahkannya ke dunia usaha,” demikian diungkapkan @kesdm.
Kampanye EBT dan perusaan rintisan bidang energi memang tengah getol dilakukan Kementerian ESDM yang menargetkan pencapaian target 23% EBT pada 2025.

“Kami memutuskan fokus pada EBT karena melihat tren kesadaran penggunaan EBT semakin meningkat. Sekarang bauran EBT masih 14%, namun kami termasuk yang cukup optimistis,” ujar Izza yang justru melihat pandemi covid-19 berdampak positif bagi pemahaman pentingnya penggunaan energi yang berkelanjutan di kalangan masyarakat maupun swasta.

Tim Jember Futura Energi yang digawangi anak-anak muda.

Berkah pandemi, munculnya kesadaran pada energi hijau
“Saya percaya prilaku baru hidup bersih dan sehat sebagian besar masyarakat di masa pandemi akan beresonansi dengan kebiasaan positif lain yang lebih peduli dan ramah lingkungan termasuk pemanfaatan EBT yang masif di beberapa tahun ke depan,” tegas Izza yang juga menggeluti energi hijau lainnya yaitu pembangunan reaktor biogas yang mereka namakan Biope (Biogas Polyethylene) yang ukuran, biaya dan daur hidupnya sama dengan beton maupun fiberglass, dengan biaya lebih murah 50%.

Terlebih, kata Izza, ongkos investasi energi bersih kini lebih murah. Selain Biope inovasi Jember Futura Energi, harga peranti panel surya pun kian terjangkau. “Per hari ini payback period investasi panel surya On Grid yang tidak perlu menggunakan baterai bisa mencapai 6 tahun dengan umur panel surya mencapai 25 tahun. Sangat menarik untuk investasi jangka panjang dengan manfaat menekan biaya operasional listrik secara signifikan.”

Di sektor energi bersumber limbah, Jember Futura Energi sejak 2017 hingga kini, membangun lebih dari 100 M3 reaktor biogas Biope untuk pengelolaan limbah tahu di Banyuwangi, Jember, dan Mamuju Tengah, Sulawesi Barat. Di lokasi-lokasi itu, Jember Futura Energi membangun biofilter, sarana pengendapan serta aerator pengolahan.

“Ke depannya, kami akan terus menggeluti tenaga surya dan energi yang dipadukan dengan sektor pertanian berkelanjutan. Bencana akibat perubahan iklim terus mengancam kita, penyebab utamnya emisi gas rumah kaca sebesar 37 miliar ton dari pembakaran bahan bakar fosil. Maka, diperlukan transisi energi ke EBT yang masif untuk memperlambat proses itu dan mengembalikan keadaan atmosfir bumi ke suhu yang stabil.”

Tim Jember Futura Energi mempresentasikan biogas di IdeaCloud2020 Surabaya.

Terangkan SD hingga Gereja di NTT
Iniatif para muda lainnya yang berkontribusi di bidang EBT, yang juga di-mention Kementerian ESDM adalah Warung Energi. Topbusiness berbincang dengan Nimas Puspito Pratiwi, 30,Chief Technology Officer-nya. Perusahaan rintisan yang dirintis Nimas dengan dua kawannya, Abu Bakar Karim dan Rara Ainun Fatima ini berafiliasi dengan PT Bina Lintas Usaha Ekonomi (BLUE) yang juga begerak di sektor EBT.

Menggeluti sektor energi surya, berkolaborasi dengan berbagai pihak, Warung Energi sukses menerangkan SD Kampung Umalulu, SMP Praimbana serta Gereja Mehangmata, semuanya di Sumba NTT dari panel surya yang terpasang di atap bangunannya. “Selain memasang atas pesanan klien, kami juga menghubungkan antara perusahaan yang ingin berkontribusi pada EBT dengan masyarakat yang membutuhkan dengan dana CSR. Jadi, kami merupakan one stop shopping EBT, mulai membeli produk PLTS, memasang, sampai pelatihan,” ujar Nimas kepada TopBusiness, Senin (31/8/2020).

Jejak energi hijau Warung Energi di antaranya, terlibat dalam konstruksi pemasangan stasiun pengisian baterai berbasis tenaga surya di ITS dengan daya 2.000 WP serta instalasi tenaga surya di Pertamina Sorong, Papua Barat. Sementara, dalam operasional sehari-hari, start up yang bermarkas di Surabaya, Jawa Timur ini menjual panel surya, inverter, controller, baterai serta paket PLTS baik tanpa maupun dengan baterai, instalasi di rumah hingga audit energi dan pelatihan.

Tim Warung Energi melakukan pemeliharaan panel surya di salah satu pabrik

Sementara, kiprah di bidang edukasi itu diantaranya dilakukan Warung Energi dalam Pelatihan Science Technology Engineering Arts Mathematics oleh Indonesia Institute for Energy Economics di Amfoang, Kupang, NTT.

Kontribusi anak-anak muda di start up energi juga perhitungkan Kementerian ESDM sebagai bagian dari kerja bersama meraih target bauran EBT 23% pada 2025. Pemerintah kemudian menggandeng New Energy Nexus Indonesia (Nexus) untuk menginkubasi perusahan rintisan EBT. Pada 20 Juni lalu, Zoom diselenggarakan Nexus dan Kementerian ESDM untuk menjaring ide-ide baru pengembangan energi hijau. “Karena start up energi juga bisa jadi unicorn,” kata Program Manager Nexus Aditya Mulya.

Tinggalkan Balasan