Jika anda seorang teknisi kelistrikan, tentu istilah Fuse sudah tidak asing lagi. Namun bagi sebagian orang lainnya yang bukan, namun tertarik untuk memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), mungkin akan bertanya-tanya apa itu DC Fuse dan perlukah asesoris ini ada pada jaringan PLTS? Simak artikel Warung Energi berikut.

Fuse atau jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia ‘sekering’, memiliki fungsi untuk proteksi atau pemutus secara menyeluruh terhadap kelebihan beban atau korsleting, seperti melindungi sistem kabel dari kondisi terlalu panas dan terbakar. Misalkan, terjadi korsleting pada inverter AC/DC, fuse yang dipasang ntara inveter dan baterai akan mencegah kemungkinan terjadinya ledakan pada baterai, kabel, dan secara aman AC/DC inverter akan dinonaktifkan atau di putus jalur listriknya oleh fuse.

DC Fuse pada system PLTS
Katakan ada sebuah panel surya 50 watt memiliki 10 kabel pengukur yang mampu mengalirkan hingga 30 amp arus, jika panel tersebut disusun secara seri , maka tidak akan ada peningkatan aliran arus, sehingga fuse tidak diperlukan dalam sambungan ini. Namun jika sistem tersebut disambung secara paralel, maka keberadaan fuse sangat diperlukan untuk jaringan ini karena arus sistem bersifat aditif (bertambah pada setiap sambungan).

Contoh: jika anda akan memasang 4 panel dengan kemampuan masing-masing mengalirkan hingga 15 amp arus, maka hubungan pendek pada satu panel dapat menarik 60 amp ke arah panel short circuit. Kondisi demikian akan menyebabkan kabel yang mengarah menuju panel tersebut akan kelebihan beban jauh di atas 30 amp dan akhirnya dapat mengakibatkan kabel tersebut terlalu panas dan berpotensi terbakar. Untuk itu, DC Fuse sebesar 30 amp diperlukan untuk tiap panel.